Melihat Kampung Nelayan Ambulu, Losari

Daftar Isi


Libur lebaran dimanfaatkan banyak orang untuk pulang ke kampung halaman untuk menengok sanak-saudara yang ada disana, “nyekar” ke makam orang terdekat yang telah mendahului kita, dan bernostagia. Saya pun juga begitu, mudik ke kampung halaman ibu-bapak di Losari, kecamatan Cirebon, Jawa Barat. Libur lebaran kali ini saya terobsesi untuk mengangkat potensi apa saja yang ada disini, mumpung  ada waktu kosong 1 hari. Karena losari terletak di dekat pesisir pantai utara jawa, saya pun berencana ingin melihat-lihat daerah kampung nelayan.

Kampung nelayan yang saya kunjungi bernama desa Ambulu, desa yang terletak di utara pasar bawang Losari. Jalan yang  ditempuh tidak begitu bagus dan banyak lubang mulai dari pasar bawang sampai desa Ambulu. Setelah memasuki kawasan desa Ambulu kanan-kiri akan terlihat rumah yang masih tradisional dan ada juga rumah yang sudah modern. Selain itu terdapat sungai kecil tempat parkir kapal nelayan setempat dan disekitarnya terlihat aktivitas nelayan yang sedang sibuk mengecek keadaan kapalnya. Di tepi sungai tersebut terdapat tumbuhan Rhizospora spp. Bakau yg  mempunyai perakaran jangkar serta bakau dengan perakaran akar napas.

pak nelayan dan anaknya yg mngantar kami keliling

Kami sekeluarga melakukan penelusuran kawasan hutan bakau atas ajakan dari nelayan setempat  dengan perahu nelayannya. Disini kami melihat barisan bakau yang tumbuh rapi di tepian sungainya. Kadang dicelah-celah bakaunya terdapat nelayan dan warga setempat yang sedang asik memancing. Dataran sebelah bakaunya digunakan masyarakat setempat untuk tambak dan lahan membuat garam. Bukan hanya itu ternyata disini bisa melihat beberapa spesies burung salah satu yang saya ketahui ada beberapa burung blekok putih yang sedang mencari makan. Namun sayangnya saya tidak bawa lensa tele jadi burung blekok tidak dapat terfoto :(
aktivitas mencari ikan

Setelah menyelusuri kawasan hutan bakau, saya kabur memisahkan diri dari rombongan (hehe) karena penasaran melihat aktivitas petani garam. Disini saya diberi penjelasan dan diajari secara singkat cara proses pembuatan garam. intinya kita harus memindahkan air laut kepetak-petak dengan luasan sekian meter. Dari sini kita butuh yang namnya matahari untuk menguapkan air laut menjadi garam. jika melakukan penguapan air laut dari pagi hari, maka garam bisa kita panen sore harinya. Karena terbatas waktu dengan berat hati saya pun harus meninggalkan daerah Ambulu ini. semoga ada waktu lagi untuk kembali kesini.

5 komentar

Comment Author Avatar
1 September 2012 pukul 16.23 Hapus
Pasti panas ya di sana lan? Daerah pesisir gitu....
Aku suka foto petani garamnya. Kadang kita nggak inget kalo membuat garam itu segitu repotnya ya :(
Comment Author Avatar
5 September 2012 pukul 12.31 Hapus
pengen kesana kak :D
Comment Author Avatar
24 September 2012 pukul 20.33 Hapus
@chichi: yup panas bgt chi..ya harga garam g adil emng sama kerjanya mereka..bnyak yg pindah haluan nyari pekerjaan yg lain chi..

@anno: hehehe mampir aja kak..sepanjang jalur pantura
Comment Author Avatar
15 Mei 2016 pukul 17.24 Hapus
maaf masmau tanya kalau boleh tau desa Ambulu itu sentra udang bukan yah? terus itu budidaya nya masih secara tradisional atau udah pake teknologi modern ? mohon infonya ya mas urgent bgt
Comment Author Avatar
15 Mei 2016 pukul 19.15 Hapus
hai mba.. saya kurang tau karena g liat sentra udangnya..malah ke petani garamnya..